Jakarta, 19 Februari 2025 – TNI-AL Sebut Simposium Maritim. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) menyelenggarakan simposium maritim yang bertujuan untuk membahas dan mencari solusi terhadap masalah aktivitas ilegal di perairan Indonesia. Simposium yang berlangsung selama dua hari tersebut diadakan di Jakarta dan dihadiri oleh sejumlah pakar maritim, pejabat pemerintah, serta perwakilan negara-negara tetangga yang memiliki perbatasan laut dengan Indonesia. Aktivitas ilegal seperti perikanan ilegal, penyelundupan barang, hingga pencurian sumber daya alam di laut, menjadi isu utama dalam pertemuan ini.
Pentingnya Penanganan Aktivitas Ilegal di Laut TNI-AL Sebut Simposium Maritim
Simposium ini mengangkat tema “Mengatasi Aktivitas Ilegal di Laut: Kerja Sama Regional dan Teknologi Terkini”.
“Perairan Indonesia adalah salah satu wilayah yang paling rawan terhadap praktik-praktik ilegal.
Peran Teknologi dalam Mencegah Aktivitas Ilegal TNI-AL Sebut Simposium Maritim
Salah satu teknologi yang dibahas adalah sistem pemantauan satelit yang mampu mengawasi pergerakan kapal secara real-time di seluruh perairan Indonesia.
Selain itu, sistem radar dan pemantauan bawah laut juga menjadi perhatian utama dalam simposium ini. Teknologi ini diyakini dapat mengidentifikasi kapal yang tidak terdaftar atau yang berusaha menyembunyikan identitas mereka saat beroperasi di perairan Indonesia.
“Teknologi menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap kegiatan ilegal di laut. TNI-AL berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan instansi lain serta negara-negara sahabat dalam memperkuat pengawasan laut kita,” tambah Laksamana Agus.
Baca Artikel Lainnya : Pertunjukan Perhiasan Kembar HKTDC Akan Bersinar Bulan Depan
Kerja Sama Antarnegara dan Penegakan Hukum
Selain pengembangan teknologi, simposium ini juga menyoroti pentingnya kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
“Kerja sama ini sangat penting, mengingat ancaman di laut tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, kolaborasi antarnegara sangat diperlukan untuk menciptakan perairan yang aman dan tertib,” ungkap Brigadir Jenderal TNI John T. Vevang, seorang pakar keamanan maritim yang turut berpartisipasi dalam simposium tersebut.
Tantangan dalam Pemberantasan Aktivitas Ilegal
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam pemberantasan aktivitas ilegal di laut tetap besar. Salah satu hambatan yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran untuk memperkuat armada dan teknologi yang diperlukan.
Untuk itu, TNI-AL berharap adanya peningkatan alokasi anggaran dan dukungan penuh dari pemerintah, agar dapat memperkuat kapasitas aparat dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Penutupan Simposium dan Harapan ke Depan
Pada sesi penutupan, Laksamana Agus Subiyanto menegaskan bahwa simposium ini adalah langkah awal yang penting dalam membangun fondasi kerjasama yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman maritim. “Kerja sama ini harus terus diperkuat, baik di tingkat regional maupun internasional, untuk mewujudkan laut yang aman dan lestari,” ujarnya.
Sebagai kesimpulan, simposium ini memberikan harapan baru dalam upaya pemberantasan aktivitas ilegal di laut. Dengan melibatkan teknologi canggih, peningkatan kerja sama antarnegara, serta komitmen kuat dari TNI-AL dan pemerintah, diharapkan Indonesia dapat semakin memperkuat pengawasan laut dan mencegah kerugian yang disebabkan oleh aktivitas ilegal.
Ke depan, TNI-AL berencana untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan negara-negara mitra untuk memperdalam kerja sama teknis dan operasional dalam rangka menjaga perairan Indonesia agar tetap aman, bebas dari ancaman ilegal.