JAKARTA, 1 Maret 2025 — Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan penting yang mendesak Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk memperbaiki hubungan dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Desakan ini datang setelah ketegangan yang terjadi antara kedua belah pihak pasca-penarikan dukungan militer Amerika pada masa pemerintahan Trump. Stoltenberg mengingatkan bahwa hubungan yang lebih baik dengan pemimpin AS masa depan akan menjadi kunci penting. Dalam menjaga stabilitas politik dan militer global, khususnya dalam menghadapi ancaman Rusia.
Mengapa Stoltenberg Mendesak Perbaikan Hubungan?
Jens Stoltenberg menyatakan bahwa hubungan yang lebih baik antara Ukraina dan Amerika Serikat sangat penting bagi keamanan kawasan Eropa Timur. “Amerika Serikat adalah salah satu sekutu utama NATO, dan kita tidak dapat mengabaikan pentingnya hubungan baik antara Ukraina dan AS. Terutama dengan adanya ketegangan geopolitik yang semakin meningkat. Baik dengan Rusia maupun negara-negara lain di kawasan ini,” ujar Stoltenberg dalam wawancara eksklusif dengan media internasional.
Menurut Stoltenberg, meskipun Presiden Biden telah menunjukkan dukungan besar terhadap Ukraina. Hubungan dengan Trump, yang diprediksi akan kembali mencalonkan diri pada pemilu 2024, juga tak kalah penting. Pemulihan hubungan tersebut akan membuka peluang bagi Ukraina untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi yang krusial.
Ketegangan antara Zelensky dan Trump
Ketegangan antara Volodymyr Zelensky dan Donald Trump bermula dari kebijakan luar negeri yang diambil oleh Trump selama masa jabatannya. Di mana ia diketahui lebih fokus pada kebijakan “America First” yang menyebabkan penurunan dukungan bagi negara-negara yang terlibat dalam konflik regional, termasuk Ukraina. Trump dikenal pernah menarik sebagian besar bantuan militer Amerika ke Ukraina, dan hanya memberikan dukungan bersyarat yang didasarkan pada kepentingan Amerika.
Pada masa itu, Zelensky berusaha memperjuangkan bantuan internasional untuk Ukraina yang terlibat dalam konflik dengan Rusia. Namun kebijakan Trump lebih memilih untuk memprioritaskan hubungan bilateral dengan negara-negara besar lainnya, seperti China dan Rusia. Hal ini menyebabkan ketegangan antara kedua pemimpin, yang semakin jelas terlihat pasca-penarikan bantuan militer AS pada tahun 2020.
Namun, meskipun terjadi ketegangan tersebut, banyak pengamat politik yang menyatakan bahwa baik Trump maupun Zelensky memiliki kepentingan yang sama dalam menghadapi ancaman Rusia. Masih menjadi isu utama bagi Ukraina dan seluruh negara di kawasan Eropa Timur. Oleh karena itu, Stoltenberg menilai bahwa penting bagi Zelensky untuk mempertimbangkan kembali hubungan dengan Trump, apalagi jika Trump kembali menjadi Presiden AS.
Apa Implikasi dari Desakan Ini?
Desakan Stoltenberg ini menunjukkan kesadaran NATO terhadap pentingnya stabilitas politik dan hubungan antarnegara dalam menjaga keamanan global. Dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, hubungan yang harmonis antara Ukraina dan Amerika Serikat — baik di bawah pemerintahan Biden maupun Trump — akan sangat memengaruhi kekuatan aliansi internasional dalam menghadapi tantangan militer dan ekonomi di masa depan.
Penting bagi Ukraina untuk tidak terjebak dalam dinamika politik domestik yang dapat merugikan hubungan luar negeri mereka. Stoltenberg mengingatkan bahwa negara-negara di Eropa Timur sangat bergantung pada stabilitas yang dapat diberikan oleh aliansi transatlantik. Ukraina perlu menjaga hubungan baik dengan AS, terlepas dari siapa yang menjabat di Gedung Putih.
Pandangan Politikus dan Pengamat Internasional
Beberapa politisi Ukraina telah merespon desakan Stoltenberg dengan hati-hati. Mereka mengakui bahwa hubungan dengan AS memang sangat penting, namun mereka juga menilai bahwa kebijakan luar negeri AS di bawah Trump terkadang bersifat tidak terduga dan lebih fokus pada kepentingan domestik AS. Namun, mereka juga menyadari bahwa jika Trump kembali terpilih. Ukraina harus bersiap menghadapi perubahan arah kebijakan yang dapat memengaruhi dukungan internasional.
“Meski sulit untuk mendikte hubungan dengan negara besar seperti Amerika, kita harus memperhitungkan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan Trump kembali terpilih,” ujar Andriy Yermak, Kepala Kantor Presiden Ukraina, dalam sebuah wawancara dengan media lokal. Yermak juga menyampaikan bahwa Ukraina akan terus berupaya menjalin hubungan baik dengan seluruh pihak, terutama negara-negara anggota NATO. Untuk memperkuat pertahanan dan kedaulatan negara.