JAKARTA – Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, kembali menegaskan bahwa Jakarta tetap akan menjadi ibu kota negara. Meskipun wacana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur sudah dibuka oleh pemerintah. Pernyataan ini muncul setelah munculnya berbagai spekulasi mengenai perubahan status Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Terutama terkait rencana pembangunan ibu kota baru yang berlokasi di Nusantara.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Rabu (14/2/2025), Pramono menegaskan bahwa pemindahan ibu kota negara bukan berarti Jakarta akan kehilangan perannya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi negara. “Jakarta akan tetap menjadi ibu kota negara, namun saat ini kita sedang fokus untuk mengembangkan wilayah Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara yang baru,” kata Pramono dengan tegas.
Jakarta Tetap Ibu Kota, Fokus pada Pembangunan di Kalimantan Timur
Pernyataan Pramono Anung ini menanggapi berbagai spekulasi yang muncul terkait isu pemindahan ibu kota negara. Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana pemindahan ibu kota pada 2019. Banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak perubahan tersebut terhadap status Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Indonesia.
Pemerintah berencana untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Kalimantan Timur dalam upaya untuk mengurangi beban kepadatan dan kemacetan yang semakin parah di Jakarta. Namun, meskipun ibu kota pemerintahan berpindah, Jakarta tetap akan menjadi pusat ekonomi dan budaya yang tak terpisahkan dari identitas Indonesia.
Pramono Anung menjelaskan bahwa proses pemindahan ibu kota ke Nusantara (Kalimantan Timur) adalah langkah yang dilaksanakan secara bertahap. Fokus utamanya adalah pembangunan infrastruktur dan fasilitas di ibu kota baru tersebut. Namun Jakarta tidak akan kehilangan statusnya sebagai ibu kota ekonomi. Jakarta tetap menjadi pusat bisnis dan perdagangan utama Indonesia yang menggerakkan perekonomian nasional.
Daya Tarik Jakarta Sebagai Pusat Ekonomi dan Bisnis
Meskipun terdapat upaya untuk mengalihkan pusat pemerintahan, Jakarta tetap mempertahankan peranannya sebagai pusat ekonomi terbesar di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Jakarta menyumbang lebih dari 20% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Menjadikannya sebagai kota dengan kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia.
Sektor-sektor seperti perbankan, perdagangan, dan industri manufaktur sangat berkembang di Jakarta, dengan ribuan perusahaan nasional dan internasional beroperasi di sini. Menurut laporan dari Bank Indonesia, Jakarta juga menjadi pusat transaksi keuangan terbesar di Asia Tenggara. Dengan nilai transaksi pasar modal Indonesia yang terpusat di kota ini.
Selain itu, Jakarta juga memiliki sektor pariwisata yang sangat berkembang, dengan berbagai acara internasional, pusat perbelanjaan, dan destinasi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Meskipun pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tetap dilaksanakan, Jakarta tetap akan menjadi kota yang penting dalam banyak aspek kehidupan sosial dan ekonomi Indonesia.
Pemindahan Ibu Kota Bukan untuk Meninggalkan Jakarta
Pramono Anung menekankan bahwa tujuan utama pemindahan ibu kota ke Nusantara adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah di Indonesia. Jakarta yang sudah sangat padat dengan penduduk dan fasilitas infrastruktur tidak lagi mampu menampung laju pertumbuhan yang sangat pesat, sementara daerah lain, khususnya Kalimantan Timur, belum terjamah secara maksimal dalam pengembangan infrastruktur dan ekonomi.
Namun, meskipun pemerintahan pusat akan dipindahkan ke Nusantara, Jakarta tetap akan menjadi pusat berbagai kegiatan penting. Pemerintah berencana untuk tetap memperkuat fungsi Jakarta sebagai pusat ekonomi, pendidikan, budaya, dan industri. Jakarta juga akan terus berperan sebagai kota yang menyatukan berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia.
Masyarakat Menyambut Perubahan, Tetapi Tetap Ada Tantangan
Wacana pemindahan ibu kota negara ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa pemindahan ibu kota adalah langkah yang baik untuk mendistribusikan pembangunan secara merata ke luar Pulau Jawa, mengingat Jakarta yang sudah sangat padat. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang khawatir dengan perubahan ini dan menilai bahwa Jakarta tetap harus diprioritaskan dalam berbagai aspek pembangunan.
Seorang pakar urbanisasi dan perencanaan kota, Dr. Rina Anggraeni, mengatakan bahwa pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. “Pemindahan ibu kota bisa menjadi kesempatan untuk meratakan pembangunan dan mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mempersiapkan infrastruktur yang memadai di Nusantara agar tidak terjadi ketimpangan lagi,” ujar Dr. Rina.