Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih tertinggal jauh. Dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia. Hal ini terungkap dalam sebuah acara yang digelar di Jakarta pada Senin (12/2). Menurut data yang dipaparkan oleh Menteri Agus, meskipun Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Namun rasio kepemilikan mobil per seribu orang penduduk masih jauh di bawah Malaysia.
Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, tercatat memiliki rasio kepemilikan mobil sekitar 90 kendaraan per seribu orang. Sedangkan Malaysia telah mencapai lebih dari 400 kendaraan per seribu orang. Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam hal aksesibilitas dan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor.
Faktor Penyebab Tertinggalnya Rasio Kepemilikan Mobil Indonesia
Menteri Agus Gumiwang menjelaskan bahwa sejumlah faktor menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam hal kepemilikan mobil. Salah satunya adalah harga mobil yang relatif tinggi dibandingkan dengan daya beli masyarakat Indonesia. Sementara itu, di Malaysia, harga kendaraan bermotor cenderung lebih terjangkau, ditambah dengan insentif dari pemerintah yang mendukung pembelian kendaraan.
“Rasio kepemilikan mobil Indonesia yang tertinggal ini tentu menjadi perhatian kita bersama. Kami melihat bahwa sektor otomotif di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Kita harus mencari solusi untuk mengatasi masalah daya beli masyarakat.” Ujar Menteri Agus dalam konferensi pers yang dihadiri oleh sejumlah wartawan dan pejabat industri terkait.
Selain itu, faktor infrastruktur juga turut memengaruhi. Di negara-negara seperti Malaysia, infrastruktur jalan raya dan fasilitas pendukung mobilitas lebih berkembang. Sehingga masyarakat lebih terbuka untuk membeli kendaraan pribadi. Di sisi lain, di Indonesia, meskipun infrastruktur jalan terus berkembang, masih ada beberapa tantangan terkait kemacetan dan keterbatasan fasilitas umum.
Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia
Menteri Perindustrian juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan rasio kepemilikan mobil di tanah air. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan memberikan insentif pajak untuk mobil ramah lingkungan atau kendaraan listrik. Insentif ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Sekaligus mendukung perkembangan industri otomotif nasional.
Pemerintah Indonesia juga sedang mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan dan pengembangan kawasan industri otomotif. Agar produksi mobil dalam negeri semakin kompetitif dan harga kendaraan lebih terjangkau bagi masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya menciptakan kebijakan yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Seperti program kredit kendaraan yang lebih mudah diakses oleh kalangan menengah.
“Dalam beberapa tahun ke depan, kami harapkan rasio kepemilikan mobil di Indonesia dapat meningkat seiring dengan kebijakan-kebijakan yang terus kami kembangkan. Hal ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan sektor otomotif, tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor terkait,” tambah Agus.
Peran Sektor Otomotif dalam Perekonomian Indonesia
Industri otomotif Indonesia memang memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara. Sebagai salah satu sektor yang menyumbang devisa melalui ekspor kendaraan dan komponen otomotif, perkembangan industri ini sangat penting untuk masa depan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penguatan daya beli masyarakat untuk kendaraan pribadi menjadi salah satu prioritas pemerintah.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2024 mengalami peningkatan meskipun pandemi COVID-19 sempat memengaruhi pasar otomotif. Meskipun demikian, jumlah tersebut masih jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia yang memiliki tingkat penjualan kendaraan yang lebih tinggi.
Namun, para pelaku industri otomotif di Indonesia optimistis dengan kebijakan pemerintah yang terus mendukung perkembangan sektor ini. Pemerintah juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama dengan produsen mobil global untuk memperkenalkan teknologi terbaru dan model kendaraan yang lebih efisien dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.