SEOUL – Bandara internasional Korea Selatan, khususnya di wilayah Jeju, akan dilengkapi dengan sistem radar deteksi burung setelah kecelakaan pesawat yang terjadi pada 1 Februari 2025. Keputusan ini diambil sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko kecelakaan serupa di masa depan. Kecelakaan tersebut, yang melibatkan pesawat komersial dari maskapai lokal, memicu perhatian besar terkait keamanan penerbangan di wilayah tersebut, terutama terkait dengan tabrakan pesawat dengan burung.
Sistem radar baru ini dirancang untuk mendeteksi keberadaan burung di sekitar area bandara, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan pesawat, baik saat lepas landas maupun pendaratan. Peristiwa tragis ini menewaskan tiga orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka, yang memicu pihak berwenang untuk mengambil langkah cepat guna memperbaiki infrastruktur keselamatan penerbangan di Korea Selatan.
Kecelakaan Pesawat di Jeju: Fakta dan Penyebab Sementara
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah penerbangan domestik dari Seoul menuju Jeju yang tergelincir dan terbakar setelah mengalami tabrakan dengan burung saat mendekati landasan di Bandara Internasional Jeju. Menurut laporan awal dari Komite Keamanan Transportasi Korea Selatan, tabrakan antara pesawat jenis Boeing 737 dengan burung. Diduga menjadi faktor utama yang menyebabkan hilangnya kendali pesawat saat pendaratan.
Kecelakaan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memunculkan pertanyaan besar. Mengenai sejauh mana kesiapan bandara dalam menghadapi potensi tabrakan pesawat dengan burung, yang dikenal dengan istilah bird strike. Menurut data dari Civil Aviation Safety Authority Korea, sejak 2019, hampir 200 insiden bird strike terjadi di berbagai bandara di Korea Selatan.
Solusi Radar Deteksi Burung untuk Keamanan Penerbangan
Sebagai respons terhadap insiden tersebut, pihak berwenang bandara Jeju dan kementerian transportasi Korea Selatan mengumumkan rencana untuk memasang radar deteksi burung yang akan bekerja secara real-time untuk mengidentifikasi dan menginformasikan keberadaan burung di area sekitar bandara. Sistem ini dapat mendeteksi burung dengan ukuran tertentu. Baik itu burung besar maupun kecil, dalam radius beberapa kilometer dari landasan pacu.
Pemasangan radar ini merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya bandara Jeju mengoperasikan sistem pengusiran burung, seperti penggunaan suara dan penerbangan burung pemangsa. Namun, teknologi baru ini diharapkan akan memberikan akurasi yang lebih tinggi dalam mendeteksi keberadaan burung. Terutama di malam hari atau saat cuaca buruk, ketika visual manusia terbatas.
Sistem radar deteksi burung ini diperkirakan akan segera dipasang di seluruh bandara internasional Korea Selatan. Dengan prioritas pada bandara yang memiliki tingkat lalu lintas penerbangan tinggi, seperti Bandara Internasional Incheon dan Jeju. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan keamanan penerbangan di seluruh Korea Selatan. Pemasangan radar deteksi burung ini adalah langkah nyata untuk mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh tabrakan burung.” Ujar Menteri Transportasi Korea Selatan, Kim Seung-hyun.
Implementasi Teknologi dan Manfaatnya
Radar deteksi burung bekerja dengan memanfaatkan teknologi gelombang radio untuk melacak pergerakan burung dalam waktu nyata. Teknologi ini mampu memberikan informasi secara akurat tentang arah dan kecepatan burung yang terdeteksi. Petugas bandara dapat memberikan peringatan lebih awal kepada pesawat yang sedang melakukan persiapan untuk lepas landas atau mendarat.
Dengan adanya sistem radar ini, pihak otoritas bandara dapat mengambil tindakan preventif. Seperti mengaktifkan sistem pengusiran burung otomatis atau menghentikan sementara penerbangan untuk menghindari risiko tabrakan. Sistem ini juga dilengkapi dengan data pemetaan yang akan membantu para pengelola bandara untuk lebih memahami pola migrasi burung di sekitar bandara. Sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi musim-musim tertentu di mana pergerakan burung lebih intensif.
Kecelakaan Jeju dan Dampaknya Terhadap Keamanan Penerbangan Dunia
Kecelakaan pesawat di Jeju ini tidak hanya menjadi peringatan bagi otoritas Korea Selatan, tetapi juga bagi industri penerbangan global. Bird strike merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak bandara di seluruh dunia. Menurut laporan dari International Civil Aviation Organization (ICAO), lebih dari 13.000 insiden bird strike terjadi setiap tahunnya. Meskipun sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan serius.
Namun, insiden tragis yang terjadi di Jeju menjadi sorotan khusus mengingat dampak yang ditimbulkan sangat besar. Para ahli keselamatan penerbangan mengingatkan bahwa pengabaian terhadap masalah ini dapat membahayakan keselamatan penumpang dan awak pesawat. Oleh karena itu, implementasi teknologi deteksi burung ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam meningkatkan keselamatan penerbangan di seluruh dunia.