JAKARTA – Sebuah peristiwa tragis terjadi di perairan internasional, di mana kapal pukat nelayan Korea Selatan tenggelam pada hari Senin, 5 Februari 2025. Dalam insiden tersebut, sejumlah awak kapal, termasuk beberapa anggota awak kapal perang Indonesia, dilaporkan hilang. Pihak berwenang Indonesia kini tengah berkoordinasi dengan otoritas Korea Selatan dan negara terkait untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.
Kapal pukat yang tenggelam, yang diketahui bernama “Sungjin Maru 88,” dilaporkan terbalik setelah mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk di laut. Kejadian ini memicu gelombang pencarian besar-besaran, di mana petugas penyelamat dari berbagai negara ikut serta dalam usaha evakuasi. Sementara itu, Indonesia juga telah mengirimkan tim SAR untuk membantu operasi pencarian.
Kejadian Tenggelamnya Kapal Pukat Nelayan Korea Selatan
Kapal pukat nelayan yang tenggelam tersebut merupakan bagian dari armada yang sering beroperasi di perairan dekat Selat Korea. Kejadian ini terjadi sekitar 200 mil laut dari pesisir timur laut Korea Selatan. Menurut informasi awal, kapal tersebut dilaporkan mengalami kerusakan struktural setelah terhantam ombak besar yang disertai angin kencang. Upaya penyelamatan segera dilakukan oleh kapal-kapal terdekat dan tim penyelamat, namun beberapa awak kapal tidak dapat diselamatkan.
Pihak otoritas Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa ada beberapa korban jiwa dari warga negara mereka, namun ada informasi lebih lanjut yang menunjukkan bahwa selain awak kapal Korea Selatan, ada juga beberapa korban dari negara lain, termasuk Indonesia.
Peran Kapal Perang Indonesia dalam Insiden Ini
Dalam kejadian tersebut, disebutkan bahwa beberapa anggota awak kapal perang Indonesia, yang tengah melakukan misi patroli laut di wilayah tersebut, berada di lokasi yang tidak jauh dari titik tenggelamnya kapal pukat. Kapal perang Indonesia, yang dikenal sebagai KRI “Samudra Nusantara,” sebelumnya terlibat dalam operasi internasional untuk menjaga kestabilan dan keamanan perairan. Menurut keterangan dari Kementerian Pertahanan Indonesia, awak kapal perang Indonesia itu dilaporkan berada dalam misi rutin patroli di perairan yang sama dengan kapal pukat yang tenggelam.
Sumber dari Polri dan TNI mengungkapkan bahwa beberapa orang yang hilang adalah bagian dari kru yang tengah mengikuti latihan patroli internasional. Meski demikian, hingga kini identitas lengkap awak kapal Indonesia yang hilang belum diumumkan.
“Operasi pencarian sedang dilakukan oleh tim gabungan. Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan mereka yang masih hilang,” ujar Jenderal (Purn.) Agus Subianto, Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia.
Upaya Pencarian dan Penyelamatan
Saat ini, operasi pencarian dipimpin oleh Korea Selatan dengan bantuan dari negara-negara tetangga yang terlibat dalam pengawasan dan perlindungan perairan. Selain itu, kapal-kapal dari Indonesia, Jepang, dan beberapa negara lain turut serta dalam pencarian korban yang hilang.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya Henri Alfiandi, menjelaskan bahwa Basarnas sudah mengirimkan beberapa tim SAR untuk bergabung dengan upaya pencarian ini. “Kami bekerja sama dengan Korea Selatan dan negara lain untuk memaksimalkan pencarian. Kami berharap dapat segera menemukan para korban,” katanya.
Sejauh ini, tim SAR telah menemukan beberapa korban dari kapal pukat nelayan Korea Selatan. Namun upaya pencarian terhadap awak kapal Indonesia yang hilang masih terus berlanjut. Kepala Basarnas juga mengungkapkan bahwa cuaca buruk dan gelombang tinggi menjadi tantangan besar dalam upaya pencarian ini.
Reaksi dari Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan telah menghubungi pihak berwenang Korea Selatan. Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi awak kapal Indonesia yang terlibat dalam kecelakaan ini. Kementerian Luar Negeri Indonesia juga telah mengirimkan duta besar Indonesia di Seoul untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan otoritas Korea Selatan.
Di sisi lain, pemerintah Korea Selatan menyampaikan ucapan bela sungkawa dan berjanji untuk memberikan bantuan penuh dalam proses pencarian dan penyelamatan. Presiden Korea Selatan, Park Jin-suk, dalam keterangannya menyatakan, “Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan semua korban ditemukan.”